Jadi begini…
Kita seringkali banyak berharap sama calon pembeli saat mereka tanya-tanya soal produk yang kita jual. Kita ngarepin banget cepet closing, cepet transfer, cepet dapat penghasilan.
Padahal kenyataannya, kok laamaaaaa banget ya closingnya, transfernya, dealnya. Lalu yang salah apanya?
Yang salah...
*Pertama* , bisa jadi terlalu berharap sama pembeli. Harapannya dikasih besar bin guede. Tapi hasilnya justru bertepuk sebelah tangan. (Hmm…lagu Dewa 19 nih)
Mestinya, kita berharap sama Yang Memberi Rezeki, Yang Menggerakkan Hati Pembeli, untuk bilang, “Oke saya pesen 1.000 paket ya. Langsung transfer nih.”
Gurih banget kalau begitu.
*Kedua*, penjual belum dapat trust. Atau, malah penjualnya malah belum dikenal. Gak papa sih kalau jualnya di marketplace, karena memang gak perlu kenal dulu kok.
Tetapi, kalau jualannya di medsos, ada penelitian yang bilang bahwa 8 dari 10 orang membeli kepada orang yang sudah dikenal. Jadi, coba kencengin interaksinya biar dikenal lalu dapat trust.
*Ketiga* , cara mengarahkannya yang terburu-buru. Penjual gak sabaran, karena pengen segera deal, cepat transfer, dan closing, sehingga calon pembeli terkesan disuruh-suruh.
Ini gak hanya buat calon pembeli nyaman, tetapi malah bikin mereka pergi tanpa kabar.
Faktanya, transaksi itu tidak terjadi secara instan. Ada alur yang mesti dilalui pembeli. Awalnya, tahu kemudian suka, cocok, yakin, butuh lalu beli. Nah, untuk sampai beli, calon pembeli butuh banyak pertimbangan.
Pertimbangan ini gak hanya menyangkut soal logika, tetapi juga secara psikologis atau emosi. Jadinya, mereka kelamaan mikir untuk beli atau tidak.
Akhirnya, saking lama memikirkan pertimbangan-pertimbangan, mereka lebih memilih menunda untuk membeli.
*Keempat* , Tidak ada Faktor Pemicunya.
Manusia itu secara psikologis akan bertindak melakukan sesuatu ada motivasinya. tanpa motivasi mereka tidak akan bergerak mengambil tindakan.
Motivasinya sih hanya ada 2 .
- Mengejar Keuntungan, kenikmatan, kebahagiaan dan sejenis nya ( gain )
- Menghindari ketakutan, kesakitan dan kerugian ( pain ).
Nah, di sini peran copywriting untuk mendobrak pertimbangan-pertimbangan yang membuat calon pembeli lama mutusin mau beli atau gak lewat faktor psikologis pemicu ini..
Kita bisa pakai kata-kata hipnotis yang bisa menembus sisi emosi pembeli untuk segera transfer.
Kata-kata itu misalnya :
Tahukah Anda…
Bayangkan….
Coba diingat-ingat….
Bagaimana jika….
Apa yang akan Anda lakukan bila….
Pernahkah Anda….
Sadarkah Anda…
Andaikan….
Dan sebagainya....
Nah, Agar calon pembeli segera transfer, teman-teman bisa gunakan teknik ini.
*KELANGKAAN (SCARCITY)*
Semua orang itu punya rasa takut kehilangan. Jadi, gunakan rasa takut kehilangan itu sebagai motivasi untuk segera membeli. Caranya :
*_Batasi waktu promosi_*
Kebanyakan pembeli itu sukanya beli di akhir-akhir waktu promosi, karena menganggap “Wah waktunya masih panjang nih, ntar aja ah belinya, kumpulin duit dulu.”
Eh, pas waktu promosi mau habis, malah gak jadi beli, karena duitnya gak ada atau udah kepake beli yang lain.
Nah, untuk mengatasinya, batasi waktu promosi dalam jangka yang relatif singkat. Misalnya :
_BESOK DITUTUP, Diskon 50% untuk Semua Produk Hijab xxxx._
_Hanya 3 Hari, Gratis Ongkir ke Semua Provinsi untuk Paket Cantik xxxx._
_Cuma Hari Ini, Beli 2 (nama produk) Gratis 1 (produk lain) Senilai Rp 100.000._
*_Batasi Jumlah Produk_*
Selain batasi waktu promosi, Anda bisa juga buat kelangkaan lainnya, yaitu dengan membatasi jumlah produk yang Anda promosikan.
Contoh
_Terbatas untuk 10 Orang Pertama, Gratis Hijab untuk Pembelian Gamis xxxx._
_Gratis Ongkir bagi 5 Orang yang Pesan 1 Paket Buku Anak Lewat WA 08xxxx._
_Tersisa 3 dari 100 pcs minuman kesehatan xxxx._
*TUNJUKKAN RISIKO JIKA MENUNDA*
Kesalahan kebanyakan orang yang menunda adalah berpikir masih ada waktu untuk besok. Padahal, belum tentu.
Karena itu, berikan alasan yang kuat agar calon pembeli segera bertindak. Alasan kuat ini juga yang buat mereka mau bergerak membuka dompet atau mentransfer dana.
Untuk bisa berikan alasan yang kuat di benak calon pembeli, tunjukkan resiko jika dia masih menunda-nunda transaksi.
Bahkan, kalau perlu gambarkan perasaan calon pembeli bila tetap keukeuh untuk tidak segera transfer.
Contoh :
_Pesan Sekarang, Besok Harga Naik 2 Kali Lipat._
_Jika tak daftar sekarang, bisa jadi kesempatannya baru dibuka 6 bulan lagi. Itu artinya, Anda harus menunggu sangat lama._
_Bila Anda masih suka menunda untuk memilikinya, saya gak jamin stok produk xxx akan tersedia cepat, karena produk ini selalu dicari banyak orang._
Kebayang ya bagaimana biar pembeli bisa segera transfer?