Dieng Culture Festival telah menjadi salah satu festival budaya terbesar yang diadakan setiap tahun, tepatnya digelar di kawasan wisata Dieng. Festival budaya tahunan ini tidak hanya ditunggu-tunggu oleh masyarakat domestik, melainkan juga dinanti oleh banyak wisatawan mancanegara yang penasaran dengan sejarah Dieng Culture Festival (DCF).
Bisa dikatakan, Dieng Culture Festival telah berhasil menyedot animo masyarakat hingga bisa mendulang kesuksesan seperti sekarang ini. Lalu apakah teman-teman sudah tahu sejarah di balik Dieng Culture Festival? Sudah tahu apa saja kegiatan menarik yang akan dilangsungkan pada Dieng Culture Festival? Tidak perlu khawatir, karena kali ini kami akan mengulas detail informasinya khusus untuk teman-teman yang penasaran. Yuk, simak dan semoga bermanfaat!
Magnet Pariwisata Jawa Tengah, Apa sih Dieng Culture Festival itu?
Sesuai namanya, Dieng Culture Festival merupakan sebuah festival budaya yang mengusung konsep antara unsur budaya masyarakat, potensi wisata alam Dieng dan pemberdayaan masyarakat lokal sebagai pembentukan acara festival tersebut. Dieng Culture Festival pertama kali digagas oleh kelompok masyarakat serta dinas terkait kepariwisataan yang ada di kawasan Dieng. Festival tahunan terbesar ini pertama kali diadakan pada tahun 2010 silam dan beruntun diadakan di tahun-tahun berikutnya mengikuti antusiasme masyarakat yang sangat tinggi.
Sebelumnya, acara serupa juga pernah digelar dengan istilah ‘Pekan Budaya Dieng’. Hingga kemudian pada tahun ketiga, masyarakat lokal Dieng dan KSW (Kelompok Sadar Wisata) berinisiatif mengubah event Pekan Budaya Dieng menjadi Dieng Culture Festival seperti yang dikenal sekarang ini. Pegelaran Dieng Culture Festival pada awal tahun 2010 berhasil terlaksana atas kerja sama dari pihak Equator Sinergi Indonesia, Dieng Ecotourism dan Pokdarwis Dieng Pandawa.
Prosesi Ruwatan Pemotongan Rambut Gimbal Dieng
Ada begitu banyak hal menarik yang bisa teman-teman jumpai pada pegelaran Dieng Culture Festival. Salah satu yang paling fenomenal dan paling ditunggu-tunggu oleh semua pengunjung Dieng Culture Festival ialah prosesi pemotongan rambut anak gimbang Dieng atau lebih dikenal dengan acara Ruwatan.
Ruwatan merupakan prosesi pencucian yang sudah melekat erat dengan tradisi dan kebudayaan Jawa. Hal serupa juga dilakukan oleh masyarakat Dieng, di mana proses Ruwatan Bocah Rambut Gimbal juga dilakukan sebagai ritual untuk mengusir nasib buruk atau kesialan pada bocah maupun masyarakat Dieng pada umumnya.
Untuk teman-teman yang belum tahu nih, bocah berambut gimbal yang dimaksudkan di sini merupakan fenomena unik yang sudah berlangsung di Dieng sejak zaman dahulu. Di mana anak-anak yang berusia antara 40 hari hingga 6 tahun akan ditumbuhi rambut gimbal di kepalanya secara alami. Fenomena ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai hal yang istimewa. Masyarakat Dieng percaya jika bocah berambut gimbal adalah titisan dari Kyai Kolo Dete yang merupakan seorang punggawa di masa Mataram Islam yang bertugas mempersiapkan dan membangun pemerintahan di wilayah Dieng.
Berdasarkan cerita yang dipercayai masyarakat Dieng, saat sang penggawa dan istrinya tiba di Dieng, mereka mendapatkan wahyu dari Ratu Pantai Selatan. Di mana pasangan suami istri ini diminta untuk membawa masyarakat Dieng menuju kesejahteraan. Saat itulah muncul anak-anak berambut gimbal di Dieng dan masyarakat mulai mengukur tingkat kesejahteraan dengan melihat keberadaan anak-anak berambut gimbal tersebut. Masyarakat Dieng meyakini jika jumlah bocah berambut gimbal Dieng berkolerasi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Masyarakat meyakini jika semakin banyak anak berambut gimbal, maka semakin baik pula tingkat kesejahteraan masyarakat Dieng, dan begitu pula sebaliknya.
Jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan bocah berambut gimbal tidak jauh berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Di mana mereka bisa beraktivitas seperti biasa dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Hanya saja, bocah berambut gimbal memang sedikit terlihat berbeda karena cenderung lebih aktif dibandingkan anak-anak lain.
Bahkan pada saat-saat tertentu bocah berambut gimbal ini akan emosi dan akan sangat sulit dikendalikan apabila hal ini terjadi. Uniknya lagi ni teman-teman, bahkan emosi bocah gimbal ini bisa terjadi kapan saja tanpa ada sebab yang jelas sekalipun lho. Kecenderungan buruk ini biasanya akan berkurang dan hilang total saat anak berambut gimbal akan melalui prosesi pemotongan rambut gimbal dieng yang sudah dilaksanakan sejak bertahun-tahun lalu.
Biasanya sebelum prosesi pemotongan rambut dilakukan, akan dilakukan terlebih dahulu ritual doa di beberapa lokasi tertentu. Seperti di Candi Dwarawati, Sendang Maerokoco, Komplek Candi Arjuna, Candi Gatotkaca, Telaga Balaikambang, Kawah Sikidang, Candi Bima, Gua yang ada di Telaga Warna, Kali Pepek dan di lokasi pemakaman Dieng. Pada keesokan harinya baru akan dilakukan proses kirab menuju tempat pencukuran rambut.
Saat berkeliling desa Dieng, anak-anak rambut gimbal akan dikawal oleh para sesepuh, kelompok paguyuban seni tradisional, tokoh masyarakat dan masyarakat Dieng. Tradisi yang sudah dilaksana sejak ratusan tahun lalu ini telah menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Jawa Tengah. Mulai dari wisatawan domestik hingga mancanegara penasaran dan tertarik dengan proses pemotongan rambut gimbal anak Dieng.
Rangkaian Acara Pendukung Seperti Pesta Lampion Hingga Pertunjukan Jazz di Atas Awan
Selain prosesi pemotongan rambut anak gimbal, ada pula acara pendukung lain yang akan memeriahkan pegelaran Dieng Culture Festival. Seperti acara Fun Walk, Minum Purwaceng, Pertunjukan Seni Tradisi, Pemutaran Nominator Festival Film Dieng, Pegelaran Wayang Kulit hingga Pesta Lampion dan Pertunjukan Jazz di Atas Awan yang sangat fenomenal. Rangkaian acara pertunjukan Jazz di Atas Awan bahkan telah menjadi agenda event nasional yang selalu ditunggu oleh setiap pengunjung Dieng Culture Festival.
Dieng Culture Festival selalu menyuguhkan seni tradisi, kekayaan alam Dieng, kekayaan indie dan kontemporer dalam satu paket wisata yang unik, menarik dan pastinya mustahil bisa teman-teman abaikan begitu saja. Menariknya lagi, selalu ada yang baru setiap tahunnya pada pegelaran Dieng Culture Festival yang membuat pengunjung semakin antusias dan ketir-ketir menunggu acara DCF diselenggarakan.
Perlu teman-teman ketahui sebagai salah satu kawasan wisata, Dieng dianugerahi kekayaan budaya yang sangat unik dan berbeda dari wilayah lainnya. Fakta inilah yang membuat masyarakat Dieng dan seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga dan melestarikan tradisi kebudayaan tersebut, teman-teman tentunya juga harus mengambil peran nih sebagai generasi penerus bangsa dan mencintai tanah air tercinta.
Salah satu upaya pelestarian yang bisa dilakukan ialah dengan mengelola dan memanfaatkan keunikan tradisi budaya Dieng menjadi daya tarik pariwisata. Keberadaan Dieng Culture Festival diharapkan bisa menjadi upaya pelestarian tradisi masyarakat Dieng dan sebagai magnet baru bagi perkembangan sektor pariwisata di Jawa Tengah.
Kini hal tersebut bisa di upayakan secara bersama-sama dengan memperkenalkan potensi wisata dan seni budaya Dieng kepada seluruh masyarakat dunia melaluiDieng Culture Festival. Pastikan teman-teman turut berkontribusi dalam pengembangan budaya dan sektor pariwisata negeri tercinta ini ya!
Dieng Culture Festival 2019
Mepo:
Stasiun Purwokerto
Date: 2 - 4 Agustus 2019
*VISIT OBYEK*
*TELAGA WARNA
*KOMPLEK CANDI ARJUNA
*KAWAH SIKIDANG
*BATU RATAPAN ANGIN
*DIENG PLATEAU THEATER
*PEMOTONGAN RAMBUT
GIMBAL
*JAZZ dan LAMPION
*KIRAB BUDAYA
*KONGKOW BUDAYA
*FASILITAS*
*Transportasi PP ( Sesuai Mepo )
*PENGINAPAN 2 MALAM (share room) 3 pax 1 Room
*GUIDE
*DOKEMNTASI KEGIATAN (BERWATERMARK)
*TICKET ALL OBYEK
*KAOS EKSKLUSIF
*LAMPION
*ID DCF FEE PASS
*BEBAS PARKIR
*MAKAN 7 KALI
*EXCLUDE*
*KEPERLUAN PRIBADI
*OLEH-OLEH
*HARGA*
*@1.450.000/PACK
--UNIT--
MENYESUAIKAN PESERTA
(ELF LONG SEAT 15 / BUS 32 SEAT)
BOOKING:
H - 30 DAY = 75%
H - 60 DAY = 50%
H - 90 DAY UP = 30%
No.
|
Meeting
Point / Titik Jemput DCF
|
Kuoata Maksimal
|
Price
|
1
|
Jakarta (Taman Sepeda, Blok M)
|
30 Orang
|
Rp. 1.650.000
|
2
|
Bekasi (Giant / SPBU Bekasi Barat)
|
30 Orang
|
Rp. 1.650.000
|
3
|
Tangerang (Tang City Mall)
|
30 Orang
|
Rp. 1.650.000
|
4
|
Bandung(Giant/Hotel Aston Pasteur)
|
15 Orang
|
Rp. 1.650.000
|
5
|
Yogyakarta (Stasiun Lempuyangan)
|
15 Orang
|
Rp. 1.450.000
|
6
|
Surabaya (Stasiun Pasar Turi)
|
10 Orang
|
Rp. 1.950.000
|
7
|
Purwokerto (Stasiun Purwokerto)
|
15 Orang
|
Rp. 1.450.000
|
For details package Dieng Culture Festival 2019: WA / Call / SMS
Save the date and Book Now!!!